Copyright © ...Pecinta Kata dan Senja...
Design by Dzignine
Senin, 16 September 2013

Semoga Tak Lelah

Entah kapan terakhir kali langit berwarna biru
di mataku, tetap saja terlihat abu-abu.
meski tanah yang ku pijak tidak lagi bebatuan tajam,
pasir ini tetap saja membenamkan.
kurasa, mungkin aku bisa tenggelam saat bungkam jadi pilihan
ketimbang harus berdebat panjang yang berakhir dalam diam,
atau mungkin sebuah kehilangan
maka, tolong jangan pernah sungkan,
bersiaplah untuk mengulurkan tangan.

Sejatinya, mimpi hanyalah angan yang belum mampu diraih dalam genggaman
namun, kita adalah realita meski belum seutuhnya bersama
semoga tak pernah ada kata lelah untuk menjadikannya selalu ada.


@saiarini
-dalam suatu malam yang mendung di Agustus-
Rabu, 31 Juli 2013

Masjid yang Suka Dikira Gereja

Di sebuah taman bersejarah daerah Edmonton, Kanada, ada sebuah bangunan yang tersusun dari batu bata yang rapi. Pengunjung taman Edmonton sering sekali berhenti tepat di depan bangunan bata ini. Ada sepercik tanda tanya dalam benak mereka. Bangunan apakah yang ada di hadapan mereka ini? 

Bentuknya persegi panjang, tidak terlalu luas, dan memiliki kubah yang bentuknya seperti bawang. Kebanyakan, mengira bahwa bangunan ini adalah sebuah Gereja Ortodoks Yunani. Tapi, suatu hal yang aneh jika gereja memiliki simbol bulan sabit di atas kubah yang terdapat pada kedua menara yang terletak sisi kanan dan kiri pintu masuknya.

Yap. Bangunan bata ini memang bukan Gereja Ortodoks, melainkan sebuah masjid. Ini adalah Al-Rashid, masjid tertua di Kanada. Dibangun tahun 1938, di mana pada masa itu sudah ada sekitar 700 Muslim di Kanada. Pembangunan masjid  yang dilakukan oleh kontraktor Ukraina-Kanada, Mike Drewoth, pun resmi dibuka pada 12 Desember 1939 dengan gaya arsitektur yang memang menyerupai Gereja Ortodoks. 

Di tahun 1940, pemerintah setempat ingin meluaskan bangunan sekolah. Al-Rashid kemudian dipindahkan dari tempat aslinya ke lokasi yang lebih jauh beberapa blok. Al-Rashid pun menjadi pusat kegiatan masyarakat yang ramai. Namun, di tahun 1882, masjid ini mulai terlantar setelah jamaah masjid semakin banyak dan tidak cukup untuk menampung lagi. Jamaah pun berpindah ke sebuah pusat kegiatan Islam yang baru. Pemerintah setempat akhirnya berencana merobohkan Al-Rashid untuk memperluas rumah sakit. Sejumlah upaya untuk menggalang dana dan mencari lokasi baru untuk Al-Rashid pun gagal. Al-Rashid siap dirobohkan pada 1988.

Muncullah Lila Fahlman dan Razia Jaffer, pendiri dan presiden CCMW (Canadian Council of Muslim Women), mereka secara berai melakukan aksi penyelamatan masjid melalui aliansi dengan berbagai organisasi arus utama Kanada yang tertarik untuk melestarikan bangunan-bangunan tua dan unik. Pada akhirnya, mereka menang. Dana terkumpul dan otoritas konservasi sepakat bahwa masjid ini, sebagai sebuah tempat bersejarah yang memiliki nilai warisan, layak masuk dalam museum sejarah.

Di tahun 1991, diputuskan masjid Al-Rashid dipindahkan kembali ke Fort Edmonton Park dengan biaya sebesar $ 75.000. Sekitar setahun kemudian, tepatnya 28 Mei 1992, bangunan ini selesai direnovasi, dikembalikan ke tampilan awalnya di tahun 1939 dulu, dengan hiasan yang orisinil dan dibuka untuk umum.

Eksterior yang Berbeda

Masjid dengan eksterior yang tampak seperti gereja memang bisa ditemukan di kota-kota Kanada lainnya. Hal itu bisa jadi karena bangunan tersebut dulunya memang sebuah gereja. Lalu dibeli oleh umat Islam Kanada dan direnovasi menjadi masjid. Masjid Jami Toronto contohnya, dulunya adalah gereja Presbyterian.


Di sinilah bedanya Al-Rashid. Al-Rashid tampak seperti gereja bukan karena dulunya bangunan itu bekas gereja yang kemudian direnovasi agar terlihat seperti masjid. Al-Rashid adalah satu-satunya masjid yang dari awal strukturnya memang dibangun sebagai masjid yang menyerupai sebuah gereja.

Sebagian besar masjid di Kanada adalah khas Timur Tengah dan berkarakter arsitektur Asia Selatan, menceminkan daerah asal mayoritas besar Muslim Kanada. Lagi-lagi, Al-Rashid berbeda. Bangunan masjid ini menyatu dengan lanskap lokal. Jadi Al-Rashid seperti bangunan yang menghargai kesamaan dengan masyarakat yang mengakui adanya perbedaan.


*berbagai sumber

Selasa, 09 Juli 2013

Gadget Futuristik dalam Film

Buat kamu pecinta film action atau sci-fi, pasti nggak asing dong sama sekuel film Batman, Mission Imposibble, James Bond, sampai yang belum lama ini hadir, Startrek. Kalau  mengingat kesamaan dalam semua film tersebut, kira-kira apa yang bakalan terlintas di kepala kamu. Yippie, gadget canggih! Selama film berlangsung, selain dengan menariknya jalan cerita, kamu juga akan dimanjakan dengan kehadiran gadget-gadget canggih yang futuristik dan pastinya...bisa bikin bibir kamu berdecak kagum.

Gadget-gadget tersebut bermacam-macam fungsinya. Mulai dari kebutuhan untuk spionase, menghindar dan menangkap musuh, atau perangkat teknologi canggih untuk mempermudah aktivitas manusia sesuai karakternya di film. Kamu masih ingat nggak nih, apa aja gadget legendaris yang ada di film-film tersebut atau selama ini malah nggak ngeh sewaktu lagi nonton filmnya? Daripada bingung mikir, yuks intip beberapa gadget kerennya!

*       Night Vision

Gadget yang ada di film Batman ini, diciptakan oleh asisten kepercayaannya, Lucios Fox. Night Vision mulai digunakan Batman di film-nya yang berjudul The Dark Knight. Sesuai dengan namanya, gadget ini merupakan sebuah kacamata yang digunakan Batman agar bisa melihat lebih jelas di gelapnya malam.
Nggak cuma itu, kacamata yang dipadukan dengan teknologi sonar ini, bisa membuat semua ponsel di kota Gotham menjadi alat pelacak keberadaan si badut menyeramkan, Joker. Nah, hasil pemetaan dari smartphone ini yang nantinya akan muncul di night vision. Lalu Batman bisa segera meluncur deh ke-TKP, tempat Joker bersembunyi.

*       Bat Computer

Ini adalah gadget canggih yang ada di Bat Cave, markas rahasia Batman. Bat computer merupakan komputer super canggih yang dipakai Batman untuk menyelidiki musuh. Disebut super canggih karena bat computer bisa menampilkan identitas orang yang diinginkan Batman secara lengkap hanya dalam sekejap. Di The Dark Knight, Bat Computer juga digunkan untuk melacak telepon yang dipakai di seluruh kota Gotham dalam rangka mencari keberadaan Joker. Sementara dalam The Dark Knight Rises, Batman kembali menggunakan Bat Computer untuk melacak identitas Selina Kyle, si Catwoman yang diperankan oleh Anne Hattaway.

*       3D Printers 
Beralih ke sekuel film Mission Impossible. Gadget ini adalah perangkat yang paling sering digunakan dalam sekuel MI dari seri 1 sampai 4. 3D Printers merupakan wajah tiruan yang bisa dibuat menggunakan silicon dengan tingkat akurasi yang persis sama. Di Ghost Protocol, Ethan menggunakan gadget ini untuk membuat duplikasi wajah musuhnya, Philip Seymour Hoffman. Dengan bantuan 3D Printers, Ethan bisa leluasa melakukan penyamaran.

*       Self-Destruction Text Message
      


Gadget ini juga sering digunakan dalam sekuel MI. Fungsinya untuk memberitahukan pesan misi pada agen IMF, Ethan Hunt. Pesan yang disampaikan bisa berupa pesan teks ataupun multimedia. Setelah Ethan Hunt selesai membaca pesan tersebut, maka..Duar! Gadget ini akan hancur dalam hitungan detik saja. Bentuknya tak selalu sama dalam setiap penampakannya, ada ponsel, kacamata, kamera, sampai yang terakhir di Ghost Protocol, berbentuk telepon umum.

*       Spy Earpiece

   Nah, kalau gadget yang satu ini adalah gadget yang paling sering banget dipakai sama Ethan dan timnya saat menjalankan misi. Alat ini kecil banget dan sulit diketahui penggunaannya. Di sekuel Mission Impossible yang terakhir, alias Ghost Protocol, Spy Earpiece digunakan salah satunya pada scene di mana Ethan dan agen Jane Carter yang diperankan oleh Paula Patton, menyamar sebagai tamu undangan untuk menghadiri sebuah pesta. Tujuan mereka datang ke pesta itu untuk mematai-matai Brij Nath, pengusaha telekomunikasi India yang diperankan aktor India terkenal Anil Kapoor. Hayoo, masih ingat nggak sama scene ini?
 
*     Surface Computer

Nah, ini juga sering banget muncul di sekuel Mission Imposibble. Nggak cuma di film ini aja sih. Kalau kamu sering merhatiin, di sekuel Iron Man dan beberapa film bertema futuristik, gadget semacam ini juga sering nongol. Surface computer merupakan perangkat komputer yang bisa berinteraksi dengan penggunanya melalui permukaan yang touchscreen dan nggak perlu pakai monitor atau keyboard. Jadi, tinggal sentuh lalu seret jari kamu ke sana, ke sini. Kamu bisa mengakses tampilan layar di hadapan kamu sesuka hati.

*       Intellegent Contact Lens

Ini bukan sembarang lensa kontak yang bisa bikin penglihatan jadi lebih jelas. Di dalam lensa kontak ini, ada suatu rangkaian yang berfunggsi untuk mengambil gambar layaknya kamera. di sekuel Ghost Protocol, gadget ini digunakan untuk mengambil gambar yang kemudian diproses dari smartphone untuk melakukan ‘Face Detection’ dan ‘Face Recognation’. Nantinya, smartphone tersbut akan menampilkan identitas orang yang telah terdeksi. Nggak cuma itu, lensa kontak ini juga bisa digunakan sebagai scanner digital yang dihubungkan ke smartphone lalu dicetak dengan printer jarak jauh.

*       Holographic Projection Screen

Ini adalah sebuah proyektor yang sangat mengagumkan. Gadget ini hadir di sekuel Ghost Protocol dan digunakan Ethan Hunt untuk mengelabui kebaradaannya di sebuah koridor saat dikejar musuh. Proyektor ini bisa menciptakan gambar 3D palsu di koridor tersebut dan menampilkan layar yang menggambarkan seolah-olah tidak ada orang di koridor tersebut. Padahal, ada Ethan dibaliknya. Gadget ini juga dilengkapi dengan robot yang dapat mengintai mata korban.

*       Paper Clip Trasher

Penampakan bentuk Paper Clip di Ghost Protocol bisa kamu saksikan di scene saat Ethan menempatkan Paper Clip di koper musuh lalu melacak keberadaannya. Dalam pengoperasiannya, Paper Clip yang memiliki wireless dengan radius sekitar 20 m ini, akan terhubung menggunakan smartphone. Sayangnya, saat Ethan hendak melacak posisi musuh, ia mengalami gangguan karena Paper Clip mengirimkan sinyal yang lemah akibat badai pasir. 

*       Heads-Up Display (HUD)

Kalau gadget yang satu ini cuma ada di sekuel Iron Man. Gadget ini merupakan salah satu kreasi Tony Stark si miliuner jenius. Merangkap sebagai superhero, Tony Stark membuat sendiri baju lapis baja sebagai pelindung saat menumpas kejahatan. Di dalam baju lapis baja inilah terdapat HUD. Letaknya tepat di mata Iron Man. Fungsi dari HUD sendiri untuk mencari segala informasi dan data dengan tampilan berbentuk layar. Dengan adanya gadget ini, Iron Man bisa melihat, mengetahui, mengendalikan, dan menganalisa segala sesuatu dengan bantuan komputer super yang berpusat di markasnya.


Dari Fiksi jadi Nyata
Kecanggihan gadget-gadget yang ada di film, memang nggak perlu lagi diragukan. Sayangnya, cuma ada di film. Tapiii jangan kepalang dulu kecewa. Soalnya, seiring dengan makin berkembangnya pengetahuan dan teknologi, beberapa gadget ternyata bisa untuk direalisasikan. Yup. Kecanggihan gadget-gadget yang ada di dalam film, ternyata menginspirasi beberapa perusahaan untuk berusaha membawanya ke dunia nyata. Kira-kira, gadget yang mana aja ya? Check this out!

*  Kabarnya, salah satu perusahaan Jepang, sekarang sedang mengembangkan teknologi 3D Printers. Kegunaannya sama seperti di film Mission Impossible, membuat replika wajah dengan sangat detail mulai dari warna kulit hingga bintik-bintik wajah. Kalau ada jerawat atau bekas luka, bisa juga nggak ya? Hehe. Biaya yang dikeluarkan untuk satu masker wajah hasil 3D Printers ini nggak tanggung-tanggung, $4000. Kamu mau coba?

*   Surface Computer
Gadget ini sudah diciptakan Microsoft dan diresmikan 30 Mei 2007 lalu. Di dunia nyata, gadget ini punya keunggulan lain, yaitu bisa mengupload file dengan cepat. Kamu cuma tinggal meletakkan USB di permukaan layar. Nanti secara otomatis sistem kamera dan inframerah akan mendeteksi isinya. Harga gadget ini $12.500 sampai $15.000. Well, untuk mendapatkan gadget canggih terkadang butuh kocek yang nggak sedikit.

*   Kalau kamu nonton Sekuel Startrek, udah nggak asing dong sama gadget berbentuk kacamata yang sebenarnya adalah sebuah komputer canggih. Disebut demikian karena gadget ini bisa secara otomatis tahu apa yang kamu inginkan. Artinya, kamu nggak perlu lagi mengetik untuk melakukan pencarian. Nah, sekarang Google lagi mencoba ngeluarin tren baru yang serupa dengan itu, Guys.

Kacamata canggih ini diberi nama Google Class. Fungsinya mirip dengan gadget yang sering kamu pakai untuk berjejaring sosial. Jadi, saat menggunakan gadget ini, kamu bisa melihat timeline dari pandangan kamu seperti kamu sedang melihat layar komputer atau smartphone. Nggak cuma itu, kamu juga bisa melihat video, foto, dsb. Saking canggihnya, kalau mau berfoto, kamu tinggal mengedipkan mata. Lalu sensor kacamata akan menangkap gambar tersebut. Kualitas kameranya pun cukup memuaskan, 5 MP.
Gadget ini mulai diperkenalkan pada ajang New York Fashion Week 2012 lalu. Google Class diperkirakan selesai dan bisa dinikmati di tahun 2014. Keberadaannya diprediksi akan semakin membooming di tahun 2016. Namun, penggunaannya dlarang untuk anak usia di bawah 13 tahun dengan alasan antisipasi terhadap penggunaan yang tidak sebagaimana mestinya.

* Film Startrek ternyata juga menginspirasi Mike Lazaridis. Pasca behenti dari jabatannya sebagai CEO Blackberry, Ia memiliki ambisi dahsyat untuk menciptakan gadget-gadget canggih seperti yang ada di film Startrek. Salah satu gadget yang dimaksud adalah gadget  untuk dunia kesehatan. Bentuknya ‘handheld’ dan punya kemampuan untuk mendiagnostik penyakit dan memonitor kondisi kesehatan pasien.  

   "Kami telah melihat banyak perangkat dan prediksi dari film Star Trek menjadi kenyataan. Mulai dari inovasi di bidang komputer, solusi aktivasi dan pengenal suara, alat komunikasi canggih di smartphone serta komputer," jelas Lazaridis, seperti dilansir dari Cnet, Rabu (20/3/2013).



Saat akhirnya teknologi tidak lagi sebatas mimpi, semoga kehadiran gadget-gadget canggih seperti ini bisa makin mempermudah kita dalam beraktivitas ya. Tentu saja, untuk kegiatan yang sifatnya positif dan nggak merugikan orang lain.



*berbagai sumber
Sabtu, 16 Februari 2013

Cara Kami Berbalas Rindu (Part 2)

sudah kusematkan rinduku pada udara pagi. semoga sampai ke relungmu, menyusup tak mau pergi.
sudah kutitipkan senyumku pada senja. semoga tertangkap langsung oleh mu di binar mata paling bahagia.
@saiarini

aku tak pernah bisa marah. karena tiap hela nafas ada rinduku untukmu.
mendekap barisan hariku yang penuh bahagia tumpah ruah, pada sepotong senyum yang kau titipkan di arakan senja
pergi jauh, sudah laraku…
@to_destiny
Senin, 11 Februari 2013

Finally, We Went to Planetarium!






Terakhir ke tempat ini kelas 6 SD dan saya belum mengenakan kacamata. jadi apa yang saya saksikan dalam tayangan (yang ceritanya) ke luar angkasa itu samar. Tak terlihat apa-apa malahan.
Setelah bertahun-tahuntahuntahun (agak lebay) membujuk Langit untuk datang ke tempat ini, finally! We did it together! Setelah berkacamata dan menyaksikan semuanya dengan jelas, voila!! saya makin mencintai langit, isinya, dan Tuhan sebagai Maha Pencipta. Tentu saja berterima kasih pada Langit yang ada di sebelah saya :)
Namun, entah mengapa, semua gambar yang terekam kamera jadi blur semua haha :D