Copyright © ...Pecinta Kata dan Senja...
Design by Dzignine
Minggu, 21 November 2010

Hallo November!!



Hallo November!!

        Kusapa kau dalam rasa kecewa yang seringnya aku pendam. Jangan tertawa, November. Senyum pun juga jangan. Atau aku akan semakin bersembunyi jauh ke dalam perasaan dan tak akan peduli padamu yang hanya tinggal beberapa hari lagi.
        Aku tetap setia padamu, November. Meski ada saja yang tak setia menepati janji. Membuat aku harus berkali-kali merubah jadwal di buku agenda. Padahal kamu tahu kan, November..aku paling benci jika harus mengacak-acak jadwal yang sudah kubuat. Aku tidak suka dengan coretan-coretan di buku agenda karena hal-hal yang insidental. Iya, aku tahu kamu pasti tahu itu.
        November, kau sungguh penuh dengan kejutan! Kau mampu  membuat aku terkesan dan tertekan di saat yang bersamaan. Entah sudah berapa banyak senyum palsu ini kutampakkan untuk sembunyikan tangis yang tertahan. Tapi kamu seolah tak mau sedikit pengertian. Terus saja aku didera dengan hal yang kadang membuatku ingin pergi ke pluto saja dengan membawa semua oksigen yang aku punya. Lalu aku akan kembali ke bumi saat dirimu telah berganti bulan.
Haruskah aku membencimu, November? Karena kamu, aku tak bisa lagi melihat senja kembali pulang ke peraduan. Aku lebih seringnya tertidur pulas kelelahan saat senja mulai datang. Hujan pun tak lagi wangi mendamaikan. Bahkan ia jarang datang padahal aku sudah siap menungguinya di teras rumah dengan segudang cerita. Pelangi? Apalagi! Hujan urung datang maka jangan harap akan ada pelangi. Iya, kau membuatku seringnya menunggu dalam semu, menanti dalam sepi. Dan entah kenapa aku benci!
Tapi aku tetap menemanimu, November. Meski seringnya aku yang sendirian. Merasa seperti ada yang hilang namun tak mampu ku deskripsikan. Aku pun hanya bisa diam, sembunyikan semua luka yang kupunya pada malam yang semakin temaram.
Ah, November..aku tetap berterimakasih padamu.. seperih apapun luka yang kau tinggalkan, kau telah mengajari aku untuk lebih bersabar. Untuk lebih bisa menerima keadaan bahwa semua ini sudah digariskan melalui Takdir Tuhan. Aku tak lagi sibuk marah dan mengeluh pada Tuhan. Kurasa, Tuhan pun ikut senang :)

November....dari dulu kamu selalu begitu...