Entah kapan terakhir kali langit berwarna biru
di mataku, tetap saja terlihat abu-abu.
meski tanah yang ku pijak tidak lagi bebatuan tajam,
pasir ini tetap saja membenamkan.
kurasa, mungkin aku bisa tenggelam saat bungkam jadi pilihan
ketimbang harus berdebat panjang yang berakhir dalam diam,
atau mungkin sebuah kehilangan
maka, tolong jangan pernah sungkan,
bersiaplah untuk mengulurkan tangan.
Sejatinya, mimpi hanyalah angan yang belum mampu diraih dalam genggaman
namun, kita adalah realita meski belum seutuhnya bersama
semoga tak pernah ada kata lelah untuk menjadikannya selalu ada.
@saiarini
-dalam suatu malam yang mendung di Agustus-
0 komentar:
Posting Komentar